Friday 11 December 2015

Semua telah berbeda.

Sudah setahun gua tidak nulis tentang gebetan atau pacar lagi. Tahun lalu, tepatnya di akhir tahun 2014, gue sempat menceritakan kisah gue naksir sama gebetan gue, Echa, dan pacar gue, Rani, sayang kini hubungan kami sudah berakhir.



Gue dan Rani putus beberapa hari setelah hari valentine. Waktu itu, hubungan gue dan Rani terus memburuk.Kami mulai sering bertengkar dan hilang komunikasi. Konon katanya Rani sudah tidak ada hati untuk gue sehingga ia mulai menjauh dari gue. Ending yang sedih, bagi gue.

Ya, memang kisah indah selama pacaran dengan dia yang membuat gue sedih ketika putus sama dia. Gue merasa perjuangan gue buat dia selama ini sia-sia dan kini hanya tinggal sebagai kenangan saja. Sebuah keberuntungan bagi gue karna sebelum putus gue lagi deket sama cewe, Iffah namanya.

Gue kenal Iffah bertemu pertama kali di suatu tempat les bahasa inggris. Awalnya, gue ga tertarik sama sekali sama dia karna waktu itu gue masih bersama Rani. Singkat cerita, beberapa hari setelah putus ama Rani, gue dan Iffah berpacaran. Entah gue laku atau gue murahan karna gue tidak betah nge-jomblo. Laku dan murahan emang beda tipis ya.

Hubungan kami berjalan baik-baik saja, awalnya. sekitar 3 bulan telah terlewati bersama, gue ikut sebuah komunitas se-jakarta. Di komunitas ini, gue bertemu seorang perempuan dari bali dan tinggal di jakarta, Tini namanya. Dibandingkan dengan pacar gue, ia tidak lebih cantik ataupun yang lainnya. Ia cuman lebih baru.

Di mata gue, Tini tak lebih baik dari Iffah. Entah setan apa yang merasuki diri ini, gue suka sama Tini. Perasaan gue pun tak bertepuk sebelah tangan, Tini merasakan hal yang sama.

Rasa suka gue ke Tini terus tumbuh. Gue sempat lupa sama Iffah. Ia terabaikan beberapa hari. Gue merasa bersalah. Sangat bersalah. Tapi, kalaupun tak begitu, gue kerap akan merasakan hal yang sama. Gue bimbang tak tahu harus memilih yang mana.

Detik demi detik gue lewati sambil mempertimbangkan kedua wanita itu. Gue tak mungkin memilih keduanya. Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya gue jatuhkan pilihan hati ini kepada Iffah, gue tak ingin mengecewakan pacar gue.

Bagaimana dengan Tini? Gue mulai menjauhi Tini, dan berkata "mending lo cari pacar deh, mblo". Lalu kami tak berbicara seperti biasanya. Seminggu berlalu, rasa penasaran akan kabar Tini muncul dalam pikiran gue. Damn, Gue kangen dia. Gue merasakan sesuatu yang berubah dari Tini. Kini ia telah bersama yang lain. Terpaksa harus benar-benar kubunuh rasa ini.

Hubungan gue dan Iffah setelah itu pun menjadi hambar. Tak seindah dulu. Walaupun gue tau ini semua salah gue. Menjelang hari jadi kami yang akan menginjak usia 6 bulan kami putus. Berbagai kesibukan gue jalani. Berbagai ingatan gue tentang Tinipun sudah terpendam jauh dalam dasar memory gue.

Entah Tini seperti tidak bisa mati dalam kenangan ingatan ini. Kini, ia kembali muncul dalam pikiran gue membuat berjuta wanit tak menarik di mata gue.

Semua kondisi sekarang telah berubah. Baik Tini ataupun gue. Kini, gue hanya makhluk fana di dunianya, namun ia tetap abadi dalam kenangan gue. Gue hanya bisa nendoakan yang terbaik untuknya, walau gue harus merasa sakit.

1 comment:

  1. Aihh... kok bisa putus Raz? Apa karena jenuh? Kalau pacaran gue sering merasa jenuh. Akhirnya gue putus sama pacar gue cuman karena jenuh :'D

    ReplyDelete

Untuk kamu, iya, kamu, yang udah mau baca tulisan gue, makasih banget ya.
Tolong dikomentari ya, supaya tulisan-tulisan gue bisa lebih bagus lagi. Komentarnya yang sopan dan ga menyingung, atau akan gue hapus.
Buat yang mau nge-Copy tulisan gue boleh kok, asal ditulis siapa penulis aslinya dan link aslinya.
Makasih.