Friday 27 November 2015

Bungkus-bungkus Ide

Menorehkan tinta dalam secarik kertas tidak semudah membalikan telapak tangan. Diperlukan diksi, majas, bahasa kias, dan tentu saja ide!

Gimana sih cara dapet ide? Sebagai blogger galau, gue mau ngasih tips untuk kalian yang mau nulis tapi ga ada ide, sekaligus cara bungkusnya. Bukan pake karet dua ya.


Sebenernya apa sih itu ide? Ide itu yang mendasari suatu karya. Tanpa ide, mungkin sekarang gue masih ngukir di atas tulang, trus gue lempar kesana kemari agar ada yang baca. Taunya diambil anjing. Kezel! Tanpa kita sadari si ide ini sangat berpengaruh dalam hidup kita. Banyak hal besar tercipta karna berdasarkan ide kecil. Dasar, kecil-kecil cabe rawit.
Ide beli dimana raz? Berapa sekilonya? Udah punya pacar belom? Jomblo ga?

Ide itu bisa didapatkan dari mana aja, ga percaya? Yaudah. Dasar ga peka. Gini roda tercipta waktu orang jaman dahulu sulit untuk memindahkan barang karna sebuah ide terciptalah roda. Untuk kasus lain, ketika komika buat sebuah materi stand up, ia menggunakan keresahan hidupnya sebagai "pemancing" ide ketika nulis materinya, lalu ia set up ide secantik mungkin.
Menurut pengalaman gua menulis blog ataupun puisi, gua biasa mendapatkan ide dari keresahan yang ada di sekitar gua. Contoh gua menulis tulisan ini karna temen gua selalu berkata "ah ga ada ide gua buat nulis, gua ga kreatif orangnya". Betapa menyedihkannya ia.
Cara lain biasanya gua mendapatkan ide dengan melihat suatu benda atau kejadian. Untuk hal ini, lo perlu meningkatkan kepekaan lo terhadap lingkungan lo aja. Ya emang menurut gua sendiri ini cara paling susah, apalagi yang baru pertama kali melakukannya. Ya emang mesti kudu wajib dicoba, kali kaga dicoba ya kaga akan bisa.
Dari pengalaman gua membaca, semua ide tulisan itu tidak berbeda jauh antara satu dengan yang lain, cuman cara ngebungkusnya aja yang beda.
Nah ide udah dapat?

belom?

Tenang, setelah baca tulisan ini semoga pada katarak ya matanya dapet ide. Sekarang gua akan coba ngasih tau cara bungkus ide.
Ngebungkus ide itu ga mudah, lebih sulit dibanding mencari ide itu sendiri. kenapa sih? dan apa yang apa yang harus diperhatikan?
Pembaca itu seperti orang yang sedang berulang tahun, penulis pemberi hadiah. Ketika sang penulis menulis ide yang sama, maka ini diibaratkan sebagai hadiahnya, dan cara penulisannya itu sebagai kertas pembungkusnya, tentu sang pembaca akan memilih yang dibungkus dengan baik kan?
Mungkin beberapa hal ini harus diperhatikan ketika membungkus suatu ide. meskipun gue belum jago ya hehe.
1. Diksi
Diksi atau yang biasa disebut dengan pemilihan kata akan mempercantik tulisan yang kita ciptakan.

Contoh:
Diksi standar.
Aku berlari kencang

Setelah diksinya diperbagus
Aku berlari seperti angin
2. EYD
Ejaan yang disempurnakan. Hal ini masih sering salah dalam kehidupan kita. Ga percaya? Nih contohnya:
Mengubah atau merubah?

Yang benar adalah mengubah, karna kata dasarnya adalah ubah bukan rubah.
3. Showing, don't telling.
Ini kalimat gua dapet dari penulis favorite gua, Alit Susanto. Kalimat ini gua dapat waktu ikut Creative Charity dibandung tahun lalu.

Maksudnya apa sih Showing, don't telling?

Gua langsung kasih contohnya deh ya.

1. Aku segera pipis dibalik pohon karna kebelet

2. Aku lari tunggang langgang mencari tempat sepi. Kutemukan sebuah pohon rindang dan teduh. Aku memastikan sekitarku sepi dan aku pipis di balik pohon rindang itu.
Mana yang lebih bisa lo bayangkan ketika membacanya? Ga ada? Ya itu mah faktor guanya yang amatir hehe. Jadi, yang kalimat pertama itu adalah telling sedangkan yang kedua adalah showing.
Telling adalah menceritakan sesuatu. Showing adalah menunjukan sesuatu. Jadi kesimpulannya, Showing dapat mempercantik tulisan karna kita memaksa orang untuk terjun ke dalam imajinasi yang kita ciptakan.
Menurut gue, itu aja sih cara ngebungkus ide. Mungkin ada yang punya cara lain, bisa di share di kolom komentar atau pendapatnya silahkan diungkapkan di kolom komentar.
Tschüss

2 comments:

  1. Soal EYD boleh juga nih dibahas. Yak, masih banyak orang yang salah. Dan tulisan lu juga masih termasuk yang kurang EYD-nya. :))

    Soal telling dan showing tergantung selera. Kalo showing mulu juga kasihan pembaca. Pinter-pinter merangkai katanya deh.

    Cara penyampaian lu dalam berbagi udah lumayan nih, tapi gak perlu maksain komedinya gitu. Semacam mata katarak itu garing kalo buat gue. Overall udah oke. :)

    ReplyDelete
  2. Iya, gue juga sering mikir gimana caranya agar tulisan gue bagus minimal rapilah. Mungkin dengan banyak membaca dan belajar gue jadi akan bisa lebih baik~

    Salam Kenal,
    Rahul Syarif.

    ReplyDelete

Untuk kamu, iya, kamu, yang udah mau baca tulisan gue, makasih banget ya.
Tolong dikomentari ya, supaya tulisan-tulisan gue bisa lebih bagus lagi. Komentarnya yang sopan dan ga menyingung, atau akan gue hapus.
Buat yang mau nge-Copy tulisan gue boleh kok, asal ditulis siapa penulis aslinya dan link aslinya.
Makasih.